Mengenal Kode Etik Profesi: Contoh & Pelanggarannya

Kamu mungkin sering mendengar istilah kode profesi, untuk suatu pekerjaan yang lebih profesional. Namun, mungkin kamu belum mengetahui sepenuhnya tentang kode etik ini, seperti apa tujuannya, bagaimana contoh kasus pelanggaran dan apa hukumannya. Yuk, buat kamu yang mungkin akan terjun ke pekerjaan profesional yang memerlukan kode etik profesi, mari simak informasi berikut ini. 

Pengertian Kode Etik Secara Umum

Kode etik merupakan suatu sistem norma, nilai, serta aturan profesional yang dibuat secara tertulis, yang dengan tegas menyatakan hal baik dan juga benar, serta apa yang tidak benar dan juga tidak baik bagi profesional untuk semua profesi.

Ada banyak jenis kode etik, yang dibuat sesuai dengan profesinya masing-masing. Nah, dengan adanya kode etik profesi yang dibuat, maka diharapkan semua orang yang bekerja di sebuah posisi yang profesional, bisa menjalankan profesinya dengan baik.  Maka dari itu, setiap profesi yang profesional pasti memiliki kode etiknya masing-masing untuk mengatur cara kerjanya.

Baca Juga: Memahami Ketentuan Jam Kerja di Indonesia

Definisi Kode Etik Profesi 

Lebih fokus, kode etik profesi adalah peraturan yang dibuat untuk memberitahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan seorang profesional, dalam menjalankan pekerjaan di profesinya agar tidak kebingungan. 

Seperti SOP, kode etik profesi dibuat juga dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih profesional, pekerja juga jadi lebih disiplin, dan meminimalisir kesalahan.

Nah, jika masih ada pekerja yang melanggar kode etik profesinya, maka akan menerima sanksi atau bahkan diberhentikan. Maka dari itu, kode etik profesi dibuat untuk memberikan rasa tanggung jawab yang besar, sehingga harus diperhatikan dan pastinya dipatuhi.

Tujuan Umum Kode Etik Profesi

Secara garis besar, kode etik profesi dibuat untuk beberapa tujuan umum, diantaranya adalah:

  • Memahami Nilai Moral: Kode etik dibuat agar karyawan atau pekerja profesional bisa lebih memahami nilai moral yang seharusnya dilakukan di profesi tersebut. Misalnya dokter tidak memberikan obat-obatan keras secara bebas, atau jurnalis tidak boleh memberitahu rahasia privasi narasumber. 
  • Memiliki Moral yang Baik: Dengan kode etik dan berbagai aturan serta hukuman, akan membuat para pekerja profesional merasa bertanggung jawab, dan memiliki moral yang lebih baik
  • Untuk Memperbaiki Moral: Dengan adanya hukuman yang setimpal jika melanggar, maka hal tersebut bisa membantu memperbaiki moral pekerja profesional dalam suatu profesi. Jadi, meski sudah profesional tidak semena-mena dan mempermainkan kode etik. 

Contoh Kode Etik Profesi Khusus

Seperti yang diketahui kode etik adalah aturan profesional yang bisa diterapkan pada semua profesi. 

Sementara kode etik profesi adalah kode etik khusus yang hanya berlaku untuk profesi tertentu, misalnya seperti dokter. Kode etik seorang dokter pasti berbeda dengan kode etik jurnalis. 

Apa Saja Kewajiban Dokter yang Ada di Kode Etik Profesinya?

  • Dokter memberikan pelayanan sesuai prosedur yang sudah ditetapkan kepada pasien
  • Dokter memberi surat rujukan pada dokter lain yang lebih berpengalaman untuk penyakit seorang pasien agar bisa terselamatkan
  • Dokter menjaga privasi pasien baik yang melakukan perawatan atau yang meninggal dunia
  • Dokter segera melakukan pertolongan darurat kecuali sudah ada pihak yang menangani kondisi tersebut
  • Dokter disarankan untuk menimba ilmu yang lebih tinggi di bidang kedokteran

Hal yang Melanggar Kode Etik Dokter

  • Dokter mengucapkan kata-kata atau melakukan perbuatan yang membuat pasien semakin lemah dan merasa sakit hati
  • Dokter melakukan pengobatan yang belum teruji baik buruknya pada pasien atau malpraktek
  • Dokter memasang tarif diluar standar, baik terlalu mahal atau terlalu murah
  • Dokter melakukan hal yang tidak baik dalam melakukan pelayanan kepada pasien-pasiennya

Hukuman Pelanggaran Kode Etik

Namanya melanggar pasti akan ada sanksi atau hukuman yang diberikan. Adapun hukuman ini diberikan dengan harapan tidak akan ada kesalahan terulang lagi, untuk kedepannya. 

Lantas apa saja hukuman yang biasanya dilayangkan kepada sang pelanggar kode etik?

1. Mendapatkan Surat Peringatan

Sama seperti karyawan yang melanggar SOP perusahaan, maka akan dikenakan sanksi paling ringan terlebih dahulu sebelum PHK, yakni mendapatkan surat peringatan. Dengan surat tersebut, diharapkan pekerja bisa menyesal, menyadari kesalahan, dan tidak mengulanginya lagi. Namun, jika pekerja masih masih melakukan kesalahan atau pelanggaran, maka hukuman akan ditingkatkan.

2. Blokir atau Dicabut Izin Kerjanya

Hukuman ini lebih tinggi dari sekadar surat peringatan, dimana pelanggar tersebut adalah pekerja diblokir dari profesinya dan tidak bisa melanjutkan pekerja profesional tersebut. Adapun, hukuman ini dibuat atas kesalahan besar bisa berupa rasisme atau hal buruk yang lainnya.

3. Pidana

Hukuman yang paling berat dari sekadar surat peringatan dan diblokir adalah dipidana. Adapun, hukuman ini dilayangkan akibat pekerja melakukan pelanggaran sangat berat, seperti tindak kriminal atau semacamnya.

Perlu diketahui juga, bahwa kode etik ini disusun oleh sebuah organisasi profesi, sehingga masing-masing profesi memiliki kode etiknya tersendiri. 

Misalnya kode etik dokter, keperawatan, jurnalis, guru, pustakawan, hingga pengacara. Namun, pelanggaran kode etik ini tidak diadili oleh pengadilan, karena melanggar kode etik tidak selalu berarti melanggar hukum.

Penyebab Terjadinya Pelanggaran Kode Etik

Jika sudah tertera hukuman yang pasti, mengapa masih ada yang melanggar? Nah, melihat dari berapa penelitian yang telah dilakukan, menyebutkan bahwa ada hal yang menjadi penyebab mengapa masih terjadi pelanggaran kode etik, yakni sebagai berikut:

  • Organisasi profesi tidak menjalankan kontrol dan pengawasan dari masyarakat
  • Organisasi profesi juga tidak melengkapi sarana dan mekanisme bagi masyarakat, untuk menyampaikan keluhan atau saran dan kritik
  • Minimnya pengetahuan masyarakat, mengenai substansi kode etik profesi. Hal tersebut dikarenakan buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak profesi itu sendiri.
  • Di dalam organisasi, belum terbentuk kultur dan kesadaran dari para pengemban profesi, untuk menjaga martabat luhur profesinya, atau sederhananya menjaga nama baik. 

Kesimpulan

AqtiveHR by Maserp merupakan salah satu merk software HRIS (human resources information system), untuk membantu pengelolaan manajemen sumber daya manusia. 

Pasalnya, semakin ke sini beban kerja HR semakin banyak, apalagi di perusahaan besar. Sehingga, Software AqtiveHR ini bisa membantu mengurangi beban kerja administrasi di bidang penggajian, perpajakan karyawan, absensi kehadiran, dan performance appraisal.

Selain itu, Talenta juga menyediakan fitur mobile friendly yang disebut mobile employee-self service yang dapat memudahkan karyawan untuk mengakses Talenta melalui smartphone atau gadget masing-masing.

Dengan AqtiveHR para HR di perusahaan bisa memantau absensi lebih akurat, menghitung gaji dan lainnya lebih cepat dan lainnya. 

Bahkan software AqtiveHR adalah satu diantara banyak software HRIS yang bisa kamu pertimbangkan untuk digunakan di perusahaan, karena memiliki banyak fitur unggul.

Mulai dari fitur absensi kehadiran dengan teknologi Face Recognition, Payroll, Reimbursement, Database Employee, hitung Pajak PPh21, Broadcast Messages, dan masih banyak lagi. 

Yuk beralih dari format absensi manual ke absensi online yang bisa permudah pekerjaan HRD di perusahaan kamu. Baik perusahaan skala kecil maupun besar, semua bisa menggunakan software dari AqtiveHR by MASERP ini! 

Untuk penggunaan software sesuai kebutuhan perusahaan dan informasi selengkapnya tentang AqtiveHR, kamu bisa lakukan konsultasi terlebih dahulu dengan ahli kami, secara gratis! 

PT Mitra Andalan Sistem
Komplek Permata
Jl. R. E. Martadinata No.28 Jakarta Utara 14420

(021) 6456633

Resources

Blog

Find us

Available on