Stress testing merupakan sebuah istilah yang sering digunakan pada dunia software development. Dalam dunia IT, programmer perlu memikirkan banyak faktor agar programnya berhasil, mengetahui secara mendalam mengenai kelebihan dan kelemahan software dan salah satunya adalah faktor keamanan. Seperti namanya, istilah ini digunakan oleh seorang software developer untuk melakukan pengujian, terhadap beberapa software atau aplikasi tertentu.
Proses uji coba ketahanan perlu dilakukan berulang kali agar programmer mengetahui apakah produk yang mereka buat sudah layak untuk berjalan. Nah, salah satu uji coba sebuah program ini dinamakan dengan stress testing. Pada artikel ini akan membahas secara mendalam apa itu stress testing, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Table of Contents
Pengertian Stress Testing
Stress testing dikenal sebagai salah satu pengujian sistem atau pengujian daya tahan sebuah program baik web, aplikasi, maupun software. Pengujian ini bertujuan untuk menguji stabilitas dan keandalan sistem serta memastikan bahwa sistem tidak akan crash di bawah situasi krisis. Tes ini dapat menentukan sistem pada ketahanan dan penanganan kesalahan dalam kondisi beban yang sangat berat.
Hal ini juga bermanfaat untuk para programmer yang akan mengambil langkah selanjutnya jika terjadi ketidakstabilan dalam program yang mereka buat. Programmer juga tahu apakah program yang mereka buat dapat digunakan kembali jika diharuskan beroperasi melewati batas normal.
Baca Juga: Absensi Fingerprint: Apa Perbedaannya Pada Absensi Online?
Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah perangkat lunak secara keseluruhan mampu menangani kebutuhan sumberdaya yang tidak normal (mencakup kuantitas, frekuensi, maupun volume). Apakah data dalam jumlah sangat besar, dengan frekuensi sangat tinggi, serta volume yang sangat besar mengakibatkan performansi atau bahkan fungsionalitas perangkat lunak terganggu atau tidak.
Jadi, meskipun perangkat lunak sudah berjalan baik di setiap fiturnya, pastikan juga setiap perangkat lunak tetap bekerja dengan maksimal saat diberi ‘beban berat’. Jangan hanya menguji dengan data uji yang terbatas. Hal ini dilakukan secara bertahap yaitu pertama dengan test kecil dan dilanjutkan dengan maksimal user yang bisa ditangani web ,ini penting karena kita harus tau seberapa kuat web dalam menangani beban.
Tujuan Stress Testing
Ada beberapa tujuan ini diantaranya adalah sebagai berikut.
- Menampilkan pesan kesalahan yang tepat ketika sistem sedang dalam tekanan
- Menghindari kerugian materi yang dihasilkan dari kegagalan sistem dalam kondisi stress atau ekstrem
- Untuk dapat memeriksa apakah sistem bekerja dalam kondisi tidak normal
- Mempelajari cara kerja saat bekerja dalam load yang besar
- Mengetahui batas jumlah pengguna, request, dan hal lainnya yang dapat dikelola sistem sebelum terjadinya error
Tipe – Tipe Stress Testing
Terdapat 5 tipe stress testing. Masing – masing tes ini memiliki tujuan yang berbeda-beda.
- Server-client
Pengujian yang dilakukan terhadap semua client server.
- Product
Product stress testing ini berfokus pada pencarian defect karena data locking dan blocking serta permasalahan jaringan di sebuah software.
- Transaction
Tes ini dilakukan transaksi antar aplikasi. Tujuannya adalah untuk fine-tuning dan optimasi sistem tersebut.
- Systematic
Stress testing ini digunakan untuk menguji beberapa sistem yang beroperasi di satu server. Kemudian, setelah tes ini Anda dapat mengetahui kekurangan dari aplikasi yang terlibat.
- Analytical
Analytical stress testing ini dilakukan untuk menguji sistem dengan abnormal parameter. Hal ini juga dapat dilakukan dengan memberikan situasi yang sebenarnya jarang sekali terjadi. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui kekurangan sistem saat kejadian tersebut terjadi. Walaupun kemungkinannya kecil, pelajaran yang dapat diambil oleh developer dari tes ini tentunya akan sangat bermanfaat.
Elemen dalam Stress Testing
Elemen pengujian stress testing bisa berbeda – beda, tergantung tool yang digunakan. Akan tetapi Menurut IR, inilah hal umum yang akan dievaluasi oleh developer saat melaksanakan tes tersebut.
- Response time
Response time adalah waktu yang dibutuhkan sistem untuk memberikan respon ketika kita sebagai pengguna meng-input request. Tentunya, ini dilakukan dalam kondisi load sistem yang berat.
- Hardware constraint
Hardware constraint mengukur penggunaan CPU, RAM, dan disk I/O. Hal – hal ini merupakan pembatas yang dapat mempengaruhi response time. Jika lambat, komponen – komponen hardware ini akan menjadi penyebabnya.
- Throughput
Throughput adalah pengukuran berapa banyak data yang dikirim dan diterima saat dilakukan pengujian. Pengujian ini dilakukan berdasarkan level bandwidth.
- Database reads dan writes
Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui sistem atau unit mana yang akan menyebabkan bottleneck atau kemacetan dalam operasi perangkatmu.
- Open database connections
Open database connection mempengaruhi performa suatu sistem. Oleh karena itu, hal ini juga termasuk apa yang diuji dalam stress testing. Jika database terlalu besar atau banyak, hal ini akan mempengaruhi response time sehingga secara otomatis akan melambat.
- Third-party content
Halaman web dan aplikasi seringkali bergantung pada komponen third-party. Saat dilakukan stress testing, Anda dapat mengetahui mana saja komponen third-party yang dapat mempengaruhi performa sistem.
5 Rekomendasi Tools untuk Melakukan Stress Testing
Berikut adalah tools rekomendasi yang bisa Anda gunakan untuk melakukan stress testing pada program atau sistem yang Anda buat.
- Load Runner
Load Runner adalah software yang digunakan untuk melakukan stress testing. Software ini dkembangkan oleh HP yang berawal hanya untuk melakukan load testing saja. Namun, lama kelamaan software ini dapat digunakan untuk hal ini dan hasil laporannya akan segera didapatkan agar pengguna lebih mudah dalam menyimpulkan hasil ujinya.
- Neoload
Neoload merupakan salah satu aplikasi yang cukup sering digunakan untuk menguji web dan aplikasi smartphone. Neoload memiliki fitur yang lengkap dan user-friendly. Sayangnya, Anda perlu membayar untuk menggunakan Neoload dan mengakses seluruh fiturnya.
- Grinder
Grinder merupakan tools open source yang dapat digunakan untuk melakukan stress testing ataupun load testing. Tools yang berbasis Java ini memiliki fitur reporting agar analisis dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
- Stress Tester
Merupakan web aplikasi untuk melakukan stress testing. Dalam tools ini, pengguna bisa mendapatkan analitik dari hasil testing serta penggunaan yang cukup mudah dalam bentuk grafik.
- Jmeter
Merupakan open source yang bisa digunakan oleh siapapun yang ingin melakukan hal tersebut. Jmeter merupakan tools berbasis java yang mudah serta ringan untuk digunakan.
Kesimpulan
Demikianlah pembahasan mengenai stress testing yang sering ditemukan di dalam dunia software development. Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa stress testing dilakukan untuk mengidentifikasi kekurangan, kelemahan, kecacatan, ataupun stabilitas dari sebuah software atau perangkat lunak.
Tujuan dari pengujian ini yaitu untuk mengoptimalkan dan menyempurnakan sistem pada sebuah software. Agar dapat berjalan dan bertahan lama, meskipun digunakan pada kondisi yang tidak seharusnya atau ekstrem.
Namun, agar bisa mendapatkan manfaat yang optimal, perusahaan harus lebih jeli dalam memilih yang software HR terbaik, fitur-fitur apa saja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Misalnya fitur penggajian & THR, kalkulasi gaji yang memperhitungkan macam-macam komponen seperti lembur, bonus, BPJS karyawan, hingga PPh 21. Fitur tersebut sudah harus sudah ada didalam software HR suatu perusahaan. Sehingga perusahaan tidak perlu menghitung satu persatu karena semuanya sudah berjalan otomatis.
Tidak hanya itu, Fitur rekam absensi karyawan harus sudah terhubung di dalam software HR yang dipilih oleh perusahaan salah satunya adalah AqtiveHR karena, hal ini memudahkan untuk mencatat dan merekap kehadiran, mangkir, cuti, izin, dan unpaid leave. Kemampuan tersebut berpengaruh terhadap perhitungan gaji agar semakin akurat.