Walaupun metode pembelajaran online dapat dilakukan dari rumah atau dari mana saja, nyatanya tidak semudah kedengarannya. Tidak jarang metode ini menjadi bahan pikiran para pengajar. Salah satu penyebabnya adalah cukup sulit membangkitkan semangat belajar peserta didik karena pembelajaran online terkadang terasa sangat tidak menyenangkan dan membosankan. Namun tidak hanya itu, banyak juga pengajar yang gagap dengan pembelajaran daring sehingga pembelajaran seringkali dilakukan dengan pemberian tugas, sementara peserta didik belum mampu belajar secara mandiri. Sederhananya, gamifikasi adalah suatu teknik yang memasukkan unsur – unsur game ke dalam bidang lain yang juga merupakan metode penerapan elemen dan sistem dalam permainan untuk meningkatkan konteks non-permainan.
Sebagai contoh, seorang guru bisa menerapkan sistem poin pengalaman (experience/EXP) jika murid aktif di dalam proses belajar dan mengajar. Simak lebih lanjut pembahasan lengkap terkait gamifikasi.
Table of Contents
Pengertian Gamifikasi
Kata gamifikasi adalah istilah bahasa inggris yaitu gamification. Istilah gamifikasi atau gamification pertama kali dikenalkan oleh Nick Pelling pada tahun 2002 dalam acara TED (Technology, Entertainment, Design). Menurut kamus Oxford gamification adalah suatu penerapan dari unsur-unsur yang ada dalam sebuah permainan (game) seperti penilaian persaingan, poin dan peraturan main ke dalam kegiatan atau aktivitas lainnya.
Baca Juga: Talent Acquisition Adalah: Perbedaan dengan Rekrutmen
Gamifikasi adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang menggunakan elemen – elemen di dalam game untuk meningkatkan motivasi peserta didik agar lebih bersemangat saat belajar dan membuat peserta didik terlibat dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran dengan metode gamifikasi adalah teknik mengajar menggunakan unsur mekanik dari game untuk memberikan solusi dalam membangun ketertarikan terhadap peserta didik. Metode gamifikasi ini dapat juga dapat memberikan motivasi tambahan untuk menjamin peserta didik dapat mengikuti kegiatan pembelajaran sekaligus meningkatkan student engagement yang meliputi keterlibatan emosi, perilaku dan kognitif peserta didik dalam belajar.
Elemen – Elemen Utama dari Gamifikasi
Dari segi pembelajaran, desain permainan seperti simulasi bermain peran, video interaktif, blockchain, virtual reality, augmented reality, dan mixed reality semakin terkenal dan banyak digunakan. Alasan inilah yang menyebabkan metode gamifikasi ini mengapa diterapkan pada pembelajaran.
Berikut adalah beberapa elemen gamifikasi yang bisa diterapkan dalam dunia pendidikan, misalnya:
- Konteks belajar (contoh kasus di dunia nyata)
- Jalan cerita yang terstruktur sehingga informasi terbuka sedikit demi sedikit seiring proses belajar. Hal ini bisa dilakukan dengan konsep level.
- Dadu untuk memberikan pengalaman pengambilan peluang sehingga membuat variasi jalan cerita, unpredictability, dan misteri.
- Rewards berupa points maupun digital badges untuk menunjukkan capaian
- Avatar untuk representasi diri
- Challenge untuk membangkitkan tantangan
- Miniquest untuk mendorong keingintahuan
- Karakter untuk menunjukkan personality
Meski demikian, pendekatan bermain sambil belajar ini tidak diterima dengan baik di dunia pembelajaran di korporasi, hal tersebut dikarenakan beberapa alasan berikut:
- Gamifikasi hanya menarik bagi kalangan milenial.
- Gamifikasi pada e-Learning tidak terlalu membantu proses belajar seseorang.
- Gamifikasi hanya menambah kesenangan saat belajar, tapi tidak benar-benar mendorong performa pebelajar.
Padahal gamifikasi yang dirancang dengan baik untuk peserta didik ataupun training karyawan, mampu membantu korporasi dan pebelajar dengan baik.
Unsur – Unsur Game yang diterapkan dalam Gamifikasi
Berikut ini adalah unsur-unsur game yang dapat diterapkan dalam gamifikasi pembelajaran:
Sistem Poin
Penggunaan sistem poin ini didapatkan pada saat peserta didik sudah menyelesaikan aktivitas atau tugas tertentu contoh peserta didik yang akan mendapatkan poin jika sudah berhasil menyelesaikan sebuah proyek atau mengerjakan kuis. Poin ini juga dapat ditukarkan dengan reward atau akan dihitung di akhir bulan untuk menentukan student of the month.
Sistem Level
Biasanya dalam game yang sering kita temui, terdapat level – level permainan yang dapat pengguna mainkan. Biasanya level rendah memiliki tingkat kesulitan yang rendah dan semakin tinggi levelnya tingkat kesulitannya pun akan semakin menantang. Sistem level ini dapat dikolaborasikan dengan sistem poin. Misalnya dengan memperoleh poin dalam jumlah tertentu, peserta didik dapat naik ke level lanjutan. Seperti sistem poin sebelumnya, sistem level dapat membuat peserta didik semakin tertantang dan memiliki kebanggaan tersendiri saat level mereka meningkat.
Sistem Badges
Game dalam pembelajaran di kelas selain mendapatkan poin dan dapat naik level, peserta didik juga berkesempatan mendapatkan badges atau lencana. Contoh badges bisa didapatkan setelah mengerjakan beberapa tugas dengan hasil yang sesuai dengan kriteria yang diberikan. Dengan badges tersebut, semakin banyak lencana yang dapat dikumpulkan, akan menambah semangat dan rasa bangga pada peserta didik.
Sistem Leaderboard
Dalam sebuah game, Leaderboard dapat menunjukkan rangking peserta didik. Semakin tinggi pencapaian yang diraihnya maka peserta didik semakin percaya diri dan bersemangat dalam menyelesaikan tugas – tugas selanjutnya untuk lebih meningkatkan posisi mereka dalam leaderboard. Saat ini banyak penyedia platform belajar online yang menerapkan sistem gamifikasi akan mengurutkan peringkat pengguna berdasarkan hasil atau nilai yang diperoleh. Leaderboard ini bisa dibuat secara manual dengan menempel nama atau foto peserta didik ke dalam leaderboard tersebut.
Kesimpulan
Gamifikasi merupakan salah satu yang baik untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih mendalam. Apabila didesain dengan sangat baik dan tepat, metode pembelajaran ini juga dapat memberikan pengalaman belajar yang berorientasi pada tindakan, selaras dengan tujuan pembelajaran dan membantu pebelajar lulus dengan rasa pencapaian. Gamifikasi akan memberikan bentuk apresiasi pada saat peserta didik berhasil melakukan sesuatu, mereka akan mendapatkan apresiasi berupa lencana, poin, dan sebagainya.
Metode gamifikasi dapat menjadi solusi kurangnya gairah peserta didik dalam menjalankan pembelajaran daring. Terutama di kondisi – kondisi tertentu yang tidak memungkinkan peserta didik untuk hadir dalam proses belajar tatap muka.
Hanya saja, bagaimanapun, proses belajar tatap muka tetap memiliki keunggulan yang tidak dapat digantikan. Di samping itu, metode gamifikasi memiliki kekurangan. Salah satu yang kentara adalah bisa menimbulkan gesekan antar peserta didik karena perebutan poin dan sebagainya.
Sebagaimana metode manapun, gamifikasi tetap harus dikaji lebih lanjut. Pengajar bisa mengambil sisi baiknya dan memikirkan cara untuk meminimalisir kekurangannya. Hal ini semata agar ada angin segar dalam proses belajar mengajar secara daring, sesuatu yang cukup menyita perhatian kita semua.