Selama bekerja, karyawan tentunya tak bisa lepas dari beban kerja setiap harinya. Hal ini terkadang dapat memicu karyawan mengalami burnout sehingga dapat mengganggu karyawan baik secara pribadi maupun profesional. Tetapi apakah kalian tahu bagaimana cara mengatasi brunout dalam pekerjaan? mari kita ketahui berikut ini.
Table of Contents
Tips Mengatasi Burnout Kerja
Burnout kerja sendiri dikenal sebagai istilah yang merujuk pada kondisi seseorang yang mengalami stres berat yang berpengaruh pada fisik, mental dan emosional akibat pekerjaan. Oleh karena itu, burnout kerja akan ditandai oleh tiga hal.
Pertama, orang yang sedang burnout kerja akan mengalami kelelahan fisik seperti kekurangan energi dan selalu merasa lelah sepanjang waktu. Kedua, burnout ditandai dengan kelelahan mental sehingga akan merasa sinis pada orang lain atau pada pekerjaan yang sedang dikerjakannya.
Akibatnya, karyawan yang mengalami burnout akan merugikan diri sendiri, orang lain, pekerjaan bahkan perusahaan tempat karyawan bekerja. Tanda burnout yang terakhir adalah kelelahan secara emosional di mana karyawan bersangkutan merasa depresi, tidak berdaya dan merasa terperangkap dalam pekerjaannya.
Baca Juga: Generasi Sandwich: Apa Dampaknya Pada Karyawan?
Nah, apabila Anda mulai menyadari beberapa tanda burnout kerja dan bingung bagaimana cara mengatasinya. Ada baiknya untuk terus membaca artikel ini lantaran akan membahas cara mengatasi burnout kerja lebih jauh.
Namun, sebelum itu perlu Anda ketahui bahwa burnout bukanlah kondisi medis meskipun merupakan salah satu isu kesehatan mental. Oleh karena itu, Anda dapat mengatasi burnout kerja secara mandiri tanpa perlu penanganan medis atau klinis.
Berikut beberapa cara yang dapat Anda terapkan untuk membantu Anda dalam mengatasi burnout kerja.
Ketahui Sumber Masalah
Hal yang pertama yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi burnout kerja adalah ketahui sumber masalah. Untuk mengetahui sumber masalah burnout, Anda dapat memetakan kemungkinan-kemungkinan pemicu burnout. Setelah Anda mengetahui apa-apa saja yang membuat Anda burnout, maka lebih mudah Anda menemukan solusi dan memetakan langkah yang tepat untuk mengatasinya.
Mulai Buat Prioritas
Biasanya, hal yang menjadi pemicu burnout adalah pekerjaan yang menumpuk sehingga memicu Anda mengalami stres berlebih. Oleh karena itu, Anda bisa memperbaiki skala prioritas dengan menentukan mana-mana pekerjaan yang harus diprioritaskan untuk segera diselesaikan dan mana yang dapat dikerjakan pada prioritas selanjutnya. Dengan demikian, Anda tidak akan menguras energi terlalu banyak dan dapat fokus pada pekerjaan yang sedang dikerjakan.
Usahakan Beban Kerja Sesuai dengan Kontrak Kerja
Selain mengatur skala prioritas, orang yang mengalami burnout biasanya disebabkan beban kerja yang terlalu banyak bahkan tidak sesuai dengan kontrak kerja. Apabila Anda mengalami hal demikian, penting untuk mengusahakan beban kerja yang dibebankan pada Anda sesuai dengan kontrak kerja atau deskripsi pekerjaan yang telah disepakati. Anda dapat membicarakan hal tersebut pada atasan dan mengkomunikasikan beban kerja yang dirasa berlebih dan di luar kesepakatan kerja.
Apresiasi Diri Sendiri dan Kurangi Ekspektasi Berlebih
Terkadang Anda terlalu menekan diri untuk menjadi yang terbaik hingga lupa untuk mengapresiasi diri sendiri. Oleh karena itu, jangan lupa apresiasi diri atas prestasi yang telah Anda capai. Selain itu, hal lain yang memicu burnout adalah ekspektasi Anda terhadap sesuatu yang terlalu berlebihan dan tidak realistis. Dengan demikian, sangat penting untuk mengatur pola pikir dan menurunkan ekspektasi agar lebih bersikap realistis terhadap pekerjaan yang tengah Anda kerjakan.
Beri Boundaries atau Batasan Pada Diri Sendiri
Penyebab lain burnout adalah Anda yang tidak memiliki boundaries atau batasan pada diri sendiri. Hal ini sering terjadi bagi Anda yang kerap menjadi “people pleaser” atau “yes man” sehingga selalu melakukan sesuatu meskipun di luar tanggung jawab dan job description. Dengan begitu, beban kerja akan bertambah sehingga Anda akan kesulitan mengatur pekerjaan yang seharusnya dikerjakan bahkan hingga mengganggu jam tidur Anda. Oleh karena itu, buatlah batasan pada diri Anda seperti tidak membicarakan dan menerima pekerjaan di luar jam kerja (istirahat) atau tidak menerima pekerjaan di luar job description.
Kelilingi Diri dengan Energi Positif
Selain memperhatikan beban kerja, jangan lupa untuk mengelilingi diri dengan energi positif. Apabila Anda merasa burnout, usahakan jangan tenggelam dengan diri sendiri. Anda dapat mencari teman untuk berbicara atau komunikasikan dengan pihak perusahaan yang memiliki wewenang seperti atasan atau HR perusahaan. Dengan demikian, Anda dapat memperoleh energi positif sehingga tidak berlarut pada kondisi burnout yang sedang Anda alami.
Istirahat yang Cukup
Seseorang yang mengalami burnout kerja biasanya juga disebabkan oleh kondisi fisik yang tidak fit. Oleh karena itu, pastikan Anda memiliki waktu istirahat yang cukup agar energi tidak habis sehingga membuat Anda merasa kelelahan sepanjang waktu.
Mulai Membiasakan Hidup Sehat
Selain istirahat yang cukup, Anda dapat memulai untuk membiasakan diri menjalani hidup sehat agar kondisi fisik Anda tetap bugar. Anda dapat membiasakan diri mengonsumsi makanan sehat dan menjalani olahraga yang teratur agar dapat fokus selama bekerja. Anda juga dapat mulai mengurangi mengonsumsi makanan yang mengandung kadar gula tinggi lantaran dapat menghambat hormon serotonin yang notabene hormon yang dapat membuat Anda bahagia keluar.
Lakukan Aktivitas yang Anda Sukai
Terakhir, cara yang paling mudah Anda terapkan untuk mengatasi burnout adalah melakukan aktivitas yang Anda sukai. Dibandingkan terlalu tenggelam dalam banyak pekerjaan, Anda dapat mengambil jeda sebentar untuk kembali mengisi energi seperti mendengarkan musik, membaca buku, bercerita dengan teman, dan lain sebagainya. Selain itu, setelah pulang bekerja Anda juga dapat menghabiskan waktu luang dengan menonton series atau drama korea dan mengunjungi cafe favorit selama beberapa waktu.
Kesimpulan
Burnout tidak hanya dapat mengganggu pekerjaan Anda tetapi juga dapat mengganggu hubungan sosial Anda dengan rekan kerja. Biasanya, ketika burnout Anda cenderung lebih senang menyendiri alih-alih didekati. Oleh karena itu, penting untuk terus mindful agar Anda dapat keluar dari kondisi burnout.
Perusahaan juga dapat memfasilitasi beberapa fasilitas untuk karyawan refreshing pada beberapa area dalam kantor. Dengan begitu, karyawan dapat menjeda pekerjaan dan mulai merefleksikan diri dengan fasilitas yang disediakan perusahaan.
Selain itu, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk memudahkan aktivitas karyawan melalui software yang dapat membantu dalam pengelolaan sumber daya manusia perusahaan. Salah satu software yang dapat digunakan oleh perusahaan adalah software AqtiveHR.
AqtiveHR merupakan salah satu software HR berbentuk aplikasi yang memiliki sistem Human Resource Information System (HRIS) sehingga menawarkan fitur-fitur yang berkaitan dengan job desk manajemen HR. Mulai dari fitur absensi online, pengajuan izin/cuti, broadcast message hingga penggajian otomatis. AqtiveHR juga dilengkapi dengan sistem ESS (Employee Self-Service) sehingga sangat user-friendly di mana karyawan dapat mengakses software secara mandiri. Dengan begitu, manajemen HR dapat menghemat energi dan mengelola SDM perusahaan secara efektif dan efisien. Yuk, gunakan AqtiveHR sekarang juga!