Konflik Perusahaan: Definisi, Contoh, hingga Strateginya

Konflik, tidak hanya bisa terjadi di dalam rumah atau di lingkungan pertemanan saja. Karena, konflik perusahaan juga seringkali menjadi masalah utama seseorang tidak betah hingga tidak produktif saat bekerja.

Terlebih, cara berinteraksi seseorang berbeda-beda, sehingga memungkinkan untuk terjadi salah paham, miss communication, hingga perdebatan serius. Maka tak heran, jika tidak sedikit karyawan yang mengajukan resign hanya karena beberapa konflik perusahaan. 

Pasalnya, kecocokan lingkungan, atasan, hingga rekan, sangat penting di sebuah organisasi seperti di perusahaan. Sehingga, banyak orang yang berharap bahwa perusahaan bisa dijadikan sebagai rumah kedua yang nyaman, tanpa adanya konflik.

Apa Itu Konflik Perusahan?

Meski begitu, permasalahan tentunya pasti akan tetap ada, sehingga menimbulkan konflik perusahaan. Definisi konflik perusahaan sendiri adalah sebuah permasalahan yang timbul di lingkungan internal perusahaan, dan bisa datang dari atasan, antar rekan, hingga diri sendiri. 

Konflik perusahaan bisa berdampak pada proses komunikasi yang buruk, produktivitas karyawan yang menurun, hilangnya loyalitas terhadap perusahaan, hingga ingin resign dan mencari perusahaan baru.  

Ada berbagai macam konflik perusahaan yang bisa terjadi, bahkan hanya karena hal sepele, namun berujung rusaknya kepercayaan di dalam organisasi. Adapun contoh konflik perusahaan yang biasa terjadi, bisa kamu lihat di bawah ini.

Baca Juga : Mengenal Jenis dan Tipe Kepribadian, Fungsi, dan Ciri-cirinya

Contoh Konflik Perusahaan

Konflik Kepemimpinan dari Leader atau Atasan

Contoh konflik perusahaan yang pertama adalah konflik kepemimpinan atau masalah yang datangnya dari leader atau atasan kamu. Biasanya, leader atau atasan akan siap membantu dan berada di barisan depan ketika ada permasalahan yang terjadi pada bawahannya, entah masalah dari internal atau eksternal. 

Tapi, kini justru masalah datangnya dari atasan tersebut, seperti atasan tidak bisa memimpin dengan baik, lepas bertanggung jawab, tidak mengayomi, terlalu bossy, dan masih banyak lagi. 

Bisa dibayangkan jika kamu bekerja di perusahaan, dengan kondisi memiliki atasan yang demikian. Pasti kamu akan merasa tertekan, malas bekerja, dan lainnya, padahal atasan adalah orang yang akan paling sering kamu temui, kamu ajak bicara, ajak diskusi dan lainnya.

Jika konfliknya seperti ini, kamu sebagai bawahan bisa komunikasikan keresahan tersebut, agar konfliknya tidak semakin buruk dan membuat kamu semakin tidak betah. 

Konflik dengan Divisi atau Antar Divisi

Contoh konflik perusahaan yang kedua dan sering juga terjadi di lingkungan perusahaan adalah konflik dengan sesama divisi atau antar divisi. Biasanya hal ini terjadi karena adanya kecemburuan, antar rekan sedivisi atau antar divisi.

Seperti satu karyawan yang tidak diperlakukan sama dengan karyawan lainnya, atau perlakuan divisi lain yang membuat divisi kamu, merasa terpojokan karena hasil kerja tim yang lebih unggul.

Hal-hal seperti ini juga menjadi salah satu permasalahan yang bisa membuat bekerja menjadi tidak produktif. Pasalnya, saat bekerja pasti kita butuh dukungan dari sesama rekan kerja, terlebih jika atasan juga tidak bisa dijadikan sebagai teman diskusi yang baik.

Konflik Kepribadian

Konflik perusahaan tidak hanya datang dari orang lain yang ada di sekitar kita, tapi konflik ternyata juga bisa datang dari diri sendiri. Loh kok bisa? Seperti yang kita tahu, bahwa di dalam sebuah lingkungan apalagi organisasi, kita tidak bisa hidup/bekerja sendiri.

Kita pasti membutuhkan orang lain, begitu juga sebaliknya. Namun, terkadang tipe kepribadian seseorang sulit untuk dimaklumi, karena tiap manusia punya kepribadian yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa saling merasakan. 

Misalnya, kamu memiliki tipe kepribadian yang terlalu kritis, terlalu perfeksionis, dan hal lainnya semacam itu, yang membuat rekan kerjamu merasa tersaingi. Atau jika kamu punya kepribadian yang pemalu, introvert, dan tertutup, sehingga rekan kerjamu sulit untuk mengajakmu diskusi. 

Konflik Sistem Bekerja

Hampir sama dengan konflik perusahaan sebelumnya, konflik yang satu ini lebih ke sistem atau cara kita dan rekan kita saat bekerja. Di mana masing-masing pasti punya caranya sendiri untuk bekerja. Konflik Pendapat/Ide

Misalnya, kamu lebih nyaman bekerja sendiri daripada berkelompok, padahal ada banyak hal yang harus dikerjakan bersama. Selain itu, kamu juga lebih suka bekerja dan dihubungi lewat chat ketimbang telepon atau video call, ketika work from home. Padahal komunikasi akan lebih baik, jika dilakukan lewat telepon. 

Konflik Pendapat/Ide

Contoh konflik perusahaan yang terakhir adalah konflik perbedaan pendapat atau ide. Karena pemikiran setiap orang pasti berbeda-beda, dan pasti juga ada selisih pendapat atau ide. 

Di sini, kamu, rekan kerja, hingga atasan perlu komunikasi yang baik, untuk sama-sama memecahkan masalah dari diskusi yang yang sedang dijalankan. Kamu harus mencari jalan tengah, bagaimana pendapat atau ide kamu bisa diterima dan dihargai meski, kurang tepat. 

Kamu juga harus terbuka dan menerima segala keputusan bersama, demi kebaikan perusahaan. Jadi, disini kamu bisa mengelola emosi, pikiran, dan keprofesionalan. 

Penyelesaian Konflik Perusahaan dengan Strategi Manajemen Konflik 

Dalam sebuah konflik wajib ada penyelesaian, yang dilakukan dengan cara profesional, yakni dengan manajemen konflik. Manajemen konflik merupakan metode pendekatan berupa kegiatan yang dilakukan untuk mengkomunikasikan masalah serta solusi dengan pihak, yang terlibat atas konflik tersebut.

Karena konflik perusahaan bisa terjadi kapan saja, maka manajemen konflik diperlukan dalam perusahaan, agar tidak terjadi masalah yang lebih besar karena konflik tersebut.

Bahkan, adanya manajemen konflik juga bisa melatih dan meningkatkan kreativitas serta produktivitas para pekerja, terlebih dalam kemampuan menyelesaikan masalah, hingga meningkatkan rasa saling percaya dan menghormati.

Penyelesaian Konflik Perusahaan dengan Strategi Manajemen Konflik 

  • Pengenalan Masalah: Cari tahu awal masalah yang sedang terjadi, sampai ke akarnya, dan siapa saja yang terlibat.
  • Analisis atau Mendiagnosa Konflik: Lakukan analisis dan diagnosa, di mana letak permasalahannya sehingga, bisa lebih mudah menentukan solusi pemecahan masalah.
  • Menentukan Solusi yang Tepat; Cari beberapa solusi dan tentukan mana solusi yang paling tepat untuk masalah tersebut.
  • Eksekusi Penyelesaian: Setelah menentukan solusinya, dan semua pihak menyetujui, maka segera eksekusi secara bersama-sama demi hubungan yang baik. 
  • Melakukan Evaluasi: Setelah konflik selesai, kamu dan pihak yang terlibat coba lakukan evaluasi, agar kedepannya tidak terjadi lagi konflik perusahaan yang sama. 

Pentingnya Strategi Manajemen Konflik Bagi Perusahaan

Perusahaan adalah rumah kedua bagi para karyawan-karyawan, entah apapun jabatan dan posisinya. Di rumah kedua ini, karyawan mengharapkan adanya lingkungan yang saling suportif baik dari manajemen, HRD, atasan, dan rekan kerja.

Nah, untuk meminimalisir adanya konflik, dibutuhkan kemampuan untuk memanage konflik agar permasalahan tidak sampai membuat kamu murka, putus hubungan, hingga resign. 

Jadi, perusahaan harus mempersiapkan strategi manajemen konflik di atas, sehingga kinerja karyawan dan produktivitas tidak terganggu dan akan lebih meningkat karena sudah terbiasa menghadapi masalah.

Dengan rasa saling percaya dan menghormati, karyawan akan lebih leluasa mengemukakan pendapat. Ketika semua pendapat tersalurkan, perusahaan bisa mencari jalan keluar atau solusi yang tepat untuk kedua belah pihak.

Manajemen konflik juga bisa membantu mengembangkan kemampuan karyawan seperti kesabaran, mengontrol emosi, berpikir logis, kreatif dan rasional dalam berorganisasi, demi kepentingan proses bisnis.

Kesimpulan

Memang tidak mudah untuk mengelola karyawan untuk bisa mengikuti apa mau perusahaan. Jadi, perusahaan dari awal harus bisa memilih karyawan dengan kualifikasi yang dicari, mulai dari tipe kepribadian, cara komunikasi, sistem bekerja, dan lainnya. 

Ketika masuk, pihak perusahaan harus berikan banyak pelatihan atau kursus, agar mereka bisa terbentuk dengan pribadi yang lebih baik, untuk dirinya sendiri dan juga tentunya untuk perusahaan.

Nah, agar pihak HRD di perusahaan bisa lebih mudah untuk mengelola banyak karyawan, bisa gunakan software AqtiveHR by MASERP. Dengan software tersebut HRD bisa melakukan berbagai pencatatan karyawan, mulai dari kehadiran, kinerja, konflik yang pernah terjadi, dan lainnya. 

Dari situ juga, HRD akan dimudahkan dalam menghitung penggajian dari catatan yang sudah ada. Semua perhitungan akan otomatis direkap dengan fitur Payroll, begitu juga untuk absensi kehadiran bisa gunakan fitur absensi real time, dengan teknologi Face Recognition.

Adapun fitur lainnya dari AqtiveHR juga bisa membantu pekerjaan HRD agar lebih praktis, seperti Broadcast Messages, Database Employee, hingga Reimbursement. Yuk, manfaatkan software AqtiveHR ini untuk kebutuhan pengelolaan karyawan di perusahaan kamu! Segera konsultasikan dengan tim kami, gratis!

PT Mitra Andalan Sistem
Komplek Permata
Jl. R. E. Martadinata No.28 Jakarta Utara 14420

(021) 6456633

Resources

Blog

Find us

Available on