Sistem penggajian tidak hanya soal membayar gaji tepat waktu, tetapi juga soal transparansi, keadilan, dan kemudahan dalam mengelolanya. Salah satu sistem penggajian yang kini mulai banyak diterapkan, khususnya di perusahaan besar, BUMN, hingga instansi pemerintahan, adalah single salary. Single salary adalah sistem penggajian di mana seluruh komponen penghasilan karyawan digabungkan menjadi satu nilai gaji tetap yang dibayarkan secara rutin setiap bulan.

Artikel ini akan membahas secara lengkap apa itu single salary, komponen di dalamnya, bagaimana skema penerapannya, serta dampaknya bagi karyawan dan perusahaan. Apakah sistem single salary cocok diterapkan di perusahaan Anda? Temukan penjelasannya di artikel ini!

Apa Itu Single Salary?

Single salary adalah sistem penggajian di mana seluruh komponen penghasilan karyawan digabungkan menjadi satu nilai gaji tetap yang dibayarkan secara rutin setiap bulan. Apa bedanya single salary dengan sistem gaji konvensional? Sistem gaji konvensional memisahkan gaji pokok, tunjangan jabatan, tunjangan transport, hingga tunjangan makan. Single salary disederhanakan dalam satu angka gaji.

Dalam praktiknya, karyawan hanya melihat satu nominal gaji utama di slip gaji. Tetapi secara internal, perusahaan tetap dapat mengelola perhitungan pajak, BPJS, dan benefit lainnya sesuai regulasi yang berlaku. Sistem single salary bertujuan menciptakan struktur penggajian yang lebih jelas, adil, dan mudah dikelola.

Single salary sering menjadi pilihan perusahaan untuk sistem penggajian karena dapat mengurangi administrasi yang kompleks dan meminimalisir perbedaan penghasilan yang tidak relevan antar karyawan dengan level jabatan yang sama.

Baca Juga: Begini Cara Tahu Persentase Kenaikan Gaji Karyawan

Komponen Single Salary

Walaupun terlihat sederhana, single salary tetap memiliki komponen di dalamnya. Hanya saja, komponen tersebut tidak ditampilkan secara terpisah kepada karyawan. Beberapa komponen yang umumnya digabung dalam single salary antara lain:

Gaji Pokok

Gaji pokok tentu menjadi komponen utama dalam sistem single salary karena mencerminkan nilai jabatan dan tanggung jawab karyawan. Perusahaan menetapkan gaji pokok berdasarkan level posisi, beban kerja, serta kompetensi yang dibutuhkan untuk menjalankan peran tersebut.

Dalam sistem single salary, gaji pokok tidak berdiri sendiri, tetapi menjadi dasar penggabungan seluruh komponen tetap lainnya. HR biasanya menyesuaikan gaji pokok dengan struktur organisasi dan kebijakan remunerasi perusahaan. Gaji pokok tetap menjadi dasar dalam perhitungan pajak dan iuran jaminan sosial.

Tunjangan Tetap

Tunjangan tetap meliputi berbagai tunjangan yang sebelumnya diberikan secara terpisah, seperti tunjangan jabatan, tunjangan keahlian, dan tunjangan fungsi. Dalam skema single salary, perusahaan menggabungkan seluruh tunjangan ini ke dalam satu nilai gaji bulanan. HR menetapkan tunjangan tetap berdasarkan posisi struktural, tingkat keahlian, serta peran strategis karyawan.

Karyawan lebih mudah memahami total penghasilan yang diterima setiap bulan. Tunjangan tetap yang digabung membantu perusahaan menjaga konsistensi dan standar kompensasi di seluruh divisi.

Tunjangan Biaya Hidup

Tunjangan biaya hidup biasanya meliputi kebutuhan operasional harian seperti transportasi dan makan. Dalam sistem single salary, perusahaan tidak lagi memisahkan tunjangan ini secara detail di slip gaji.

HR menetapkan nilai tunjangan biaya hidup sebagai angka tetap yang sudah diperhitungkan dalam total gaji bulanan. Cara ini membuat proses payroll menjadi lebih praktis dan efisien. 

Benefit Rutin

Benefit rutin merupakan fasilitas atau keuntungan yang diterima karyawan secara konsisten dan berulang setiap bulan. Contoh benefit rutin meliputi tunjangan kesejahteraan tetap atau fasilitas finansial yang bersifat reguler.

Dalam single salary, perusahaan memasukkan benefit ini ke dalam total gaji selama nilainya tetap dan tidak bergantung pada performa. HR memastikan benefit rutin tersebut sudah sesuai dengan kebijakan internal dan regulasi ketenagakerjaan. Penggabungan benefit rutin membantu menyederhanakan struktur kompensasi tanpa mengurangi hak karyawan.

Baca Juga: Mengenal Jenis-Jenis Potongan Gaji Karyawan, HR Wajib Tahu!

Skema dan Implementasi Single Salary di Perusahaan

Penerapan single salary di perusahaan tidak bisa dilakukan secara instan. HR perlu menyusun skema yang matang agar sistem ini berjalan adil, transparan, dan tetap sesuai regulasi ketenagakerjaan.

Skema single salary umumnya dimulai dari perencanaan struktur jabatan hingga eksekusi payroll menggunakan sistem HR yang terintegrasi.

Evaluasi Jabatan dan Struktur Organisasi

Perusahaan harus memulai skema single salary dengan melakukan evaluasi jabatan secara menyeluruh. HR memetakan setiap posisi berdasarkan tanggung jawab, kompleksitas pekerjaan, dan dampak peran tersebut terhadap bisnis.

Proses ini membantu perusahaan menentukan nilai relatif antar jabatan secara objektif. Tanpa evaluasi jabatan yang jelas, single salary berisiko menimbulkan ketimpangan gaji. Hasil evaluasi ini biasanya menjadi dasar pembentukan grade atau level jabatan. 

Penentuan Grade dan Rentang Gaji

Setelah struktur jabatan terbentuk, perusahaan menetapkan sistem grade beserta rentang gaji untuk setiap level. HR menentukan batas minimum dan maksimum gaji berdasarkan market salary, kemampuan perusahaan, dan kebijakan internal.

Rentang gaji ini meliputi seluruh komponen single salary yang bersifat tetap. Perusahaan tetap memiliki fleksibilitas dalam menyesuaikan gaji berdasarkan pengalaman dan kompetensi individu. Skema ini juga memudahkan proses promosi dan penyesuaian gaji. 

Penggabungan Komponen ke dalam Satu Nilai Gaji

Pada tahap ini, perusahaan mulai menggabungkan gaji pokok, tunjangan tetap, tunjangan biaya hidup, dan benefit rutin menjadi satu nilai single salary. HR melakukan perhitungan ulang agar total penghasilan karyawan tidak menurun secara signifikan.

Proses ini sering disebut sebagai salary harmonization atau penyesuaian struktur gaji. Perusahaan harus memastikan bahwa penggabungan ini tetap memenuhi ketentuan upah minimum dan aturan ketenagakerjaan.

Pengaturan Pajak, BPJS, dan Kepatuhan Regulasi

Walaupun gaji ditampilkan sebagai satu angka, perusahaan tetap wajib mengelola perhitungan pajak dan BPJS secara detail. HR harus memastikan bahwa single salary tidak menimbulkan kesalahan dalam perhitungan PPh 21 atau iuran jaminan sosial.

Di sini peran sistem HR dan payroll menjadi sangat penting. Software HR membantu memisahkan komponen secara administratif tanpa harus menampilkannya ke karyawan. 

Sosialisasi dan Komunikasi ke Karyawan

Implementasi single salary membutuhkan komunikasi yang transparan dan terstruktur. Perusahaan harus menjelaskan alasan perubahan sistem, manfaatnya, serta dampaknya terhadap karyawan.

HR sebaiknya menyediakan sesi sosialisasi, dokumen pendukung, dan kanal tanya jawab. Penjelasan yang terbuka membantu membangun kepercayaan dan penerimaan terhadap sistem baru.

Baca Juga: Pengertian Slip Gaji, Tujuan, dan Peraturannya

Kelebihan dan Kekurangan Single Salary

Penerapan single salary tidak hanya membawa kemudahan, tetapi juga tantangan bagi perusahaan dan karyawan. Anda perlu memahami kelebihan dan kekurangannya secara menyeluruh sebelum menerapkan sistem ini di perusahaan. 

Kelebihan Single Salary

Struktur Penggajian Lebih Sederhana

Single salary menyederhanakan struktur penggajian karena perusahaan hanya mengelola satu nilai gaji tetap. HR tidak perlu lagi mengatur banyak komponen tunjangan yang terpisah setiap bulan. Proses payroll menjadi lebih cepat dan minim kesalahan.

Karyawan juga lebih mudah memahami total penghasilan yang diterima. Sistem ini sangat membantu perusahaan dengan jumlah karyawan besar. Struktur gaji yang lebih sederhana membuat pengelolaan gaji lebih efisien secara operasional.

Meningkatkan Transparansi dan Rasa Keadilan

Single salary membantu menciptakan transparansi karena gaji ditentukan berdasarkan jabatan dan level, bukan dari banyaknya tunjangan tambahan. Karyawan dengan posisi setara menerima penghasilan yang relatif seimbang.

Ini mengurangi kecemburuan internal antar tim atau divisi. Perusahaan juga lebih mudah menjelaskan kebijakan remunerasi kepada karyawan. 

Mempermudah Perencanaan Anggaran Perusahaan

Dengan satu nilai gaji tetap, perusahaan lebih mudah memprediksi biaya SDM setiap bulan. Tim finance dan HR dapat melakukan budgeting dan forecasting dengan lebih akurat. Perusahaan juga dapat mengontrol kenaikan biaya tenaga kerja secara lebih terstruktur.

Sistem ini membantu pengambilan keputusan strategis terkait ekspansi atau rekrutmen. Risiko pembengkakan biaya akibat tunjangan tidak terkontrol dapat diminimalisir.

Mendukung Standardisasi Sistem Remunerasi

Single salary memudahkan perusahaan membuat standar gaji yang konsisten di seluruh organisasi. Sistem grade dan range gaji dapat diterapkan dengan lebih disiplin. Standardisasi ini penting untuk perusahaan dengan banyak cabang atau unit bisnis. Perusahaan juga lebih siap menghadapi audit internal maupun eksternal. 

Kekurangan Single Salary

Kurang Detail bagi Sebagian Karyawan

Tidak semua karyawan nyaman dengan sistem single salary. Beberapa karyawan terbiasa melihat rincian tunjangan secara detail di slip gaji. Ketika komponen digabung, mereka bisa merasa kehilangan transparansi.

Ini dapat memicu pertanyaan atau ketidakpuasan jika tidak dijelaskan dengan baik. Perusahaan perlu memberikan edukasi tambahan agar karyawan memahami konsepnya.

Tantangan dalam Masa Transisi

Perubahan dari sistem gaji lama ke single salary membutuhkan proses penyesuaian yang tidak sederhana. HR harus melakukan harmonisasi gaji agar tidak merugikan karyawan.

Proses ini memakan waktu dan membutuhkan data yang akurat. Jika tidak dikelola dengan baik, transisi dapat menimbulkan konflik internal. Perusahaan juga harus menyiapkan kebijakan tertulis yang jelas.

Persepsi Penurunan Benefit

Walaupun secara nominal gaji tidak berkurang, sebagian karyawan bisa merasa benefit mereka “dikurangi”. Hilangnya tampilan tunjangan terpisah sering disalahartikan sebagai pemotongan hak.

Persepsi ini dapat memengaruhi motivasi dan engagement karyawan. Perusahaan perlu menekankan total take home pay secara jelas. Komunikasi berbasis data sangat dibutuhkan dalam tahap ini. 

Kurang Fleksibel untuk Kebutuhan Spesifik

Single salary kurang fleksibel untuk mengakomodasi kebutuhan individu tertentu, seperti perbedaan lokasi kerja atau kondisi khusus. Dalam sistem multi-tunjangan, perusahaan lebih mudah menyesuaikan benefit secara spesifik. 

Kesimpulan

Single salary adalah sistem penggajian yang menyederhanakan seluruh komponen pendapatan karyawan ke dalam satu nilai gaji tetap. Sistem ini membantu perusahaan menciptakan struktur gaji yang lebih transparan, adil, dan mudah dikelola.

Dari sisi HR dan finance, single salary mempermudah administrasi payroll, perencanaan anggaran, serta pengendalian biaya SDM. Namun, penerapannya tetap membutuhkan perencanaan matang, komunikasi yang jelas, dan dukungan sistem HR yang andal.

Perusahaan dapat menggunakan sistem HR modern seperti AqtiveHR yang memiliki fitur lengkap dari manajemen payroll, manajemen kehadiran, shift kerja, manajemen KPI, slip gaji digital, broadcast message, dan masih banyak lagi.

Segera jadwalkan demo produk fitur AqtiveHR dengan konsultan ahli kami sekarang!